Mitos Gunung Semeru, Ada Tanjakan Cinta hingga Dewi Ikan Emas
Gunung Semeru yang terletak di antara dua kabupaten di Jawa Timur yaitu Malang dan Lumajang ini selain sebagain destinasi wisata alam, ternyata memiliki beberapa mitos yang masih melekat diantara pendaki puncak Mahameru.
Eksotisnya alam pegunungan nan indah di Gunung berapi yang menurut mitos jawa dihuni oleh para dewa sebagai tempat abadi ini, banyak menarik tourist untuk mendaki gunung dengan ketinggian 3.676 mdpl ini.
Namun, menurut mitos yang tetap eksis sampai sekarang, para pendaki gunung memiliki beberapa pantangan yang perlu di hindari dan harus tetap menjaga etika selama berada di Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. Berikut ada beberapa mitos yang masih eksis di Masyarakat dan Wisatawan tentang Gunung Semeru.
Paku Pulau Jawa
Gunung Semeru masih dipercaya sebagai pakunya Pulau Jawa sebagai pemberi keseimbangan, di mana yang dulunya dipercaya masih terombang-ambing di lautan. Selain itu, puncak Mahameru sebagai puncak tertinggi Gunung Semeru ini namanya juga di bawa oleh para dewa.
Sosok Mbah Dipo
Mbah Dipo memang sudah tiada, beliau meninggal pada 2007 silam. Namun, sosok Mbah Dipo masih dikenang masyarakat sebagai juru kunci Gunung Semeru yang kini di gantikan oleh Eyang Putri, yang tak lain adalah istri ketiga almarhum yang bernama asli Soeparti.
Mbah Dipo diyakini adalah satu-satunya orang yang mampu menafsirkan berbagai pertanda di Gunung Semeru misalnya ketika hendak terjadi erupsi atau meletus. Pendapat Mbah Dipo lah yang menjadi rujukun masyarakat untuk menentukan kapan penduduk harus melakukan evakuasi.
Konon, ada mitos yang masih di pegang masyarakat setempat terkait wejangan Mbah Dipo, ketika Gunung Semeru erupsi, penduduk tidak diperbolehkan ke Gunung Sawur namun harus pergi ke aliran sungai. Hingga kini mitos tersebut tetap dipegang teguh penduduk setempat.
Penjaga Danau Ranu Kumbolo
Danau Ranu Kumbolo ini dianggap sebagai Danau suci yang dihuni oleh ikan emas titisan seorang dewi penjaga Ranu Kumbolo. Karena itulah, ada mitos yang berkembang, bahwa pengunjung dilarang memancing atau menangkap ikan di Danau Ranu Kumbolo tersebut sebab dewi penjaga ini sering menjelma sebagai ikan emas di sana.
Larangan mandi di Danau Ranu Kumbolo
Danau yang terletak di Kabupaten Lumajang ini, konon, air Danaunya juga di anggap suci dan sering di gunakan untuk proses ritual suci keagamaan masyarakat. Sehingga pengunjung yang datang di Ranu Kumbolo di larang untuk mandi, mencuci atau bahkan mendirikan tenda dengan jarak minimal lebih dari 10 meter dari Danau.
Tanjakan Cinta Semeru
Tanjakan cinta adalah sebuah tanjakan yang menjadi jalur pendaki dari Ranu Kumbolo menuju puncak Mahameru ini memiliki mitos yang unik.
Konon, jika seseorang ingin berhasil dalam urusan percintaan, saat melalui tanjakan yang tidak terlalu terjal namun dengan jalur lintasan yang cukup panjang ini, tidak boleh beristirahat dan juga tidak boleh menoleh ke belakang.
Bagi yang masih jomblo, mungkin kamu bisa mencobanya dengan sesekali mendaki tanjakan cinta di Gunung Semeru ini. Tapi perlu di ingat, itu hanya mitos lho ya...